Fur Elise menemaniku malam ini. Masih di meja kerjaku yang berantakan, penuh dengan lembaran-lembaran tabel, catatan lapangan dan buku-buku yang berserakan. Kabel-kabel USB, konektor handycam dan headset simpang siur di lantai, siap menjerat siapapun yang lewat. Kacau, sekacau denyut nadiku.
Fur Elise menemaniku malam ini. Masih sibuk mencari-cari titik tempatku harus memulai langkah. Sebuah mimpi raksasa tiba-tiba hadir di sepanjang minggu lalu. Sebegitu massif hingga daya magnetisnya seakan menarik semua perhatianku. Cahaya yang begitu terang itu kini mulai terasa membakar. Menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan penuh ragu. Bisakah? Mungkinkah? Dan diriku yang lain menjawab Bisa! Mungkin! Selama aku yakin. Selama aku berani bermimpi. Selama aku yakin bahwa apapun yang terjadi, kehendakNya lah yang bicara.
Fur Elise menemaniku malam ini, disisi simfoni mimpi yang dentingnya semakin lirih seiring kulepas nafas. Ikhlas. Kami bertemu atas kehendakMu, kami berpisah juga atas kehendakMu dan yang tersisa adalah doa "satukanlah kami suatu hari nanti..".
No comments:
Post a Comment