Yang namanya godaan datangnya bisa dari berbagai arah. Celakanya adalah jika si penggoda berhasil menyamar sebagai sesuatu yang baik kemudian merayu dengan sejuta kata-kata manis.
Sepanjang hidup hingga umur yang sudah matang ini, rokok sudah menjadi bagian hidup orang-orang disekitar saya. Ayah, kakak bahkan kawan-kawan terdekat. Beribu alasan mereka gunakan untuk melegalkan rokok dalam kehidupan. Sayangnya tanpa kepedulian terhadap orang-orang disekitarnya. What is the matter with them??
Jangankan kawan-kawan yang relatif awam dengan kesehatan diri dan lingkungan, kawan-kawan yang bergerak di bidang kesehatan dan pelestarian lingkungan pun seakan tak berdaya dalam buaian kenikmatan rokok yang tak seberapa itu. Saya bisa mengatakan ini bukan tanpa alasan, tapi karena pernah menjadi perokok bahkan dalam usia yang masih sangat muda. Kelas 3 SD. Tidak banyak yang tau, termasuk orang tua saya juga tidak menyadarinya.
Berhenti merokok memang bukan perkara mudah. Saya tau benar hal itu. Tapi semua kembali pada seberapa kuat niat seseorang. Kalau ada sebuah tips rahasia kesuksesan menghentikan kebiasaan merokok (dan kebiasaan buruk lain), maka kalimat yang sesuai adalah "Niatkan bukan untukmu, tapi untuk orang-orang tersayang disekitarmu". Dengan begini sifat egois akan terhapus digantikan oleh kepedulian dan kasih sayang.
Kembali mengenai godaan. Minuman beralkohol juga selalu menemukan celah untuk bersentuhan dengan hidup saya. Melalui mentor, kawan dan situasi-situasi menekan yang membuat minuman laknat itu seakan bertubuh malaikat. Sejak duduk di bangku SMU saya kenal dengan mereka, tapi syukurlah, hanya beberapa kali saya kalah dalam tarik-ulur setan-malaikat di dalam hati.
Saat ini mereka, rokok dan minuman beralkohol, sudah tak lagi menjadi hal yang saya risaukan, karena daya tarik mereka benar-benar sudah hilang. Meski dengan alasan kesehatan, penghangat badan ketika berada di puncak-puncak gunung, maupun sekedar pengikat persahabatan alkohol bukanlah jalan yang tepat. Masih ada jutaan cara untuk mendapatkan ikatan serupa tanpa melibatkan zat perusak itu.
Pernah suatu ketika saya berkenalan dengan wisatawan Perancis yang tersesat di lereng Merapi. Kemudian kami turun gunung bersama sambil saling menceritakan kehidupan masing-masing. Pada suatu segmen obrolan dia mengajak saya untuk kapan-kapan berjumpa lagi di sebuah bar, dia yang traktir. Mencoba tanpa menyinggung perasaannya saya menolak tawaran tersebut. Lalu dia juga bertanya tentang rokok. Saya jawab "tidak", lalu berlanjut lagi pertanyaan tentang "free sex", I say "nope".
Bukan pertanyaannya yang membuatku terkejut, tapi respon selanjutnya, karena dia kemudian bilang "You're no different than monks.. Or, maybe I should call you Satriya the Monk. Life without smoke, sex and booze is not a man's life..are you really a man?". Dan ku jawab: "Whatever.. but I don't want to live a man's life that way. I want to live a man's wisdom where protecting others around from dangers become his core, including the danger from himself.".. "What you thought was your own business..you have no right to judge..". Dia pun cep klakep koyo orong-orong kepidak.
Damn tourist...!! (yang ini saya ucapkan di hati...).
1 comment:
rokok ???? So delicious ,, dan saya tetap bertahan unt menolaknya [again] let will c.
Post a Comment