Opsi, pilihan...
Setiap saat dalam hidup saya pilihan dan pilihan muncul begitu saja. Ya, tidak, abstain bisa jadi jawabannya. Bermain-main dengan keputusan seperti aksi fire juggling, lempar sana-sini, kadang lepas dari tangan dan terjatuh di lantai keras. Itulah hidup kawan...
Semakin dewasa, pertimbangan dalam pengambilan keputusan jadi semakin kompleks. Semakin berwawasan faktor pertimbangan juga bertambah luas lagi. Meskipun pada akhirnya keluar jawaban seperti "gitu aja kok repot..", namun pada kenyataannya kerepotan justru muncul ketika hal remeh-temeh terabaikan. Seperti minggu ini, hanya untuk memutuskan tema apa yang akan saya angkat dalam siaran Green Radio dibutuhkan waktu selama 2 hari karena saya meremehkan tulisan di dinding berbunyi "segera hubungi narasumber!!", tulisannya jelek..(dari duluuuu...).
Terlalu lama saya menimbang jauh-dekat, mudah-sulit, berat ringan materi yang akan disampaikan. Keterlambatan demi keterlambatan terjadi hingga pada akhirnya saya harus menempuh seratus kilometer malam ini untuk menemui narasumber yang saya sendiri belum bisa memastikan kesanggupan beliau mengisi acara talkshow besok pagi. Manajemen yang baik atau buruk adalah pilihan...dan minggu ini saya memilih manajemen yang buruk. Saya belajar darinya. Belajar mengenai konsekuensi dan profesionalisme..saya suka ini..
Saya jadi ingat keputusan-keputusan krusial yang pernah saya ambil dalam hidup. Sebagian karena emosi, sebagian karena iseng, sebagian lain atas dasar oportunistik dan sebagian lagi dengan pertimbangan matang. Bagaimana dulu saya minggat dari rumah pada umur 8 tahun (akhirnya pulang sendiri karena lapar.. :D), bagaimana saya memilih berhenti berlatih basket karena lebih suka berenang, bagaimana saya memutuskan bergabung dengan kelompok pecinta alam daripada kelompok ilmiah remaja padahal saya punya ketertarikan lebih pada ilmu pengetahuan, bagaimana saya memutuskan untuk masuk kelas IPS daripada IPA dengan pertimbangan bahwa saya memang merasa bodoh di matematika dan kimia..walaupun pada akhirnya mendapat "pencerahan" semasa kuliah sampai-sampai pengen memperdalam ilmu polimer sementara saya menuntut ilmu di Geografi..ya, gak nyambung bellasss. Lalu masuk separuh masa kuliah dan mulai mengenal cinta dengan lebih dewasa (citcuiiittt..) namun berakhir dengan keputusan yang sangat tidak dewasa (back sound: Oooowhhhhh),NPN-PNP (No Putus-Nyambung Prefer No Pain alias ga usah putus-nyambung, cari aman saja).
Menengok perjalanan setahun kebelakang, disamping keputusan untuk melupakan seseorang (lagi), keputusan revolusioner yang lain adalah tentang pola makan. Saya sudah menjadi vegetarian semenjak hampir 8 bulan yang lalu. Tadinya hanya karena ingin mencoba, lalu muncul pikiran untuk benar-benar mencari dasarnya. Dari apa yang sudah saya rasakan, menjadi vegetarian merubah metabolisme dan menurunkan ketegangan emosi, jadi jarang marah-marah dan lebih dingin menghadapi situasi menjengkelkan. Badan terasa lebih nyaman dan kualitas tidur meningkat. Semoga menjadi awal dari kualitas hidup yang lebih baik. Mimpi saya adalah punya rumah makan vegetarian atau punya usaha kecil penyedia bahan-bahan olahan khusus vegetarian.. not an easy thing, but I'll try my best.. Semangaaattt!!!
No comments:
Post a Comment